![]() |
sumber gambar : akuislam.com |
Ada yang boleh. Ada yang tidak
boleh. Di dalam Sahih Bukhari Muslim, terdapat pelbagai penyebutan tentang rupa
fizikal seorang wanita. Antara yang disebutkan ialah sepertimana dalam poin
poin penulis berikut:
1.
Kemahsyuran Wajah
Sarah
Rasulullah SAW bersabda: “Ibrahim a.s. hijrah bersama Sarah.
Dia memasuki suatu negeri yang dikuasai oleh seorang raja atau tirani. Lalu
tersebar berita bahawa Ibrahim datang bersama seorang wanita yang paling cantik.”
(HR Bukhari dan Muslim).
2.
Secermat Menjaga
Barangan Kaca
Abu Qilabah, dari Anas r.anhu, berkata bahawa Nabi SAW
pernah melakukan suatu perjalanan. Yang menjadi penuntun kenderaan mereka
(beberapa orang isteri Nabi SAW dan Ummu Sulaim) adalah seorang budak yang
bernama Anjasyah.
Nabi SAW berkata kepada Anjasyah: “Wahai Anjasyah, perlahan-lahan
saja membawa botol-botol kaca ini (maksudnya kaum wanita).”
Masyarakat Arab yang umunya
pengasar suka memperlakukan wanita dengan sikap keras dan kasar dalam perkataan
dan perbuatan. Berbeza dengan akhlak agung Nabi SAW ini.
Menurut satu riwayat[2] Abu Qilabah
berkata: “Rasulullah SAW mengucapkan satu perkataan yang andaikata diucapkan
oleh sebagian kalian, tentulah kalian mencelanya kerana mengucapkan perkataan
tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)[3]
Syekh Ibnu Badis berkata: “Abu
Qilabah (seorang imam terkenal dari kalangan fuqaha tabi’in) tahu sikap keras
dan kaku masyarakatnya. Lalu, beliau ceritakan hadis ini kepada mereka. Sikap
keras dan kaku tersebut membuat mereka menjauh dari mengucapkan kata-kata yang
(meraikan) sifat kaum wanita. Sikap mereka ini dijawab oleh Abu Qilabah dengan
kata-kata yang diucapkan oleh Nabi SAW...”[4]
3.
Biarkan Saja
Wajahnya Lebih Cantik
“Umar berkata kepada Hafshah:
‘Janganlah kamu sampai terpedaya jika tetanggamu lebih cantik darimu.’” Dan
menurut riwayat Muslim,[5] Umar berkata: “Wahai puteriku, janganlah kamu sampai
terpedaya oleh wanita ini (Aisyah) yang merasa kagum dengan kecantikannya.” (HR
Bukhari dan Muslim)[6]
4.
Ada Wanita Bersaiz Comel
“Lalu keluar Saudah binti Zam’ah, isteri Nabi SAW, pada
suatu malam di waktu Isya. Saudah adalah seorang wanita yang tinggi.” Menurut
satu riwayat[7]: “Sangat besar,” dan menurut satu riwayat lagi: “Melebihi
wanita lain dalam segi besar tubuhnya.” (HR Bukhari dan Muslim)[8]
5.
Baik Lagi Cantik
Abu Sufyan berkata kepada Rasulullah SAW: “Aku memiliki
orang Arab yang paling baik dan paling cantik, iaitu Ummu Habibah binti Abu
Sufyan. Aku akan mengahwinkanmu dengannya.” (HR Muslim)[9]
6.
Wanita Rupawan
Berpipi Hitam
“Kemudian Rasulullah SAW berjalan hingga sampai ke tempat
kelompok wanita, lalu beliau menyampaikan nasihat kepada mereka. Tiba-tiba dari
tengah-tengah mereka berdiri seorang wanita rupawan yang kedua pipinya agak
hitam kemerah-merahan.” (HR Muslim)[10]
7.
Wanita Berkulit
Hitam yang Berjasa
“Bahwa seorang wanita hitam pernah menjadi petugas
kebersihan masjid …. Kemudian Rasulullah SAW mendatangi kuburannya dan
menyalatinya.” (HR Bukhari dan Muslim)[11]
8.
Wanita Yang Nampak
Kakinya
“Ketika terjadi Perang Uhud … aku melihat Aisyah binti Abu
Bakar dan Ummu Sulaim. Mereka menyingsingkan kainnya sehingga terlihat olehku
gelang-gelang kaki mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)[12]
“Tatkala kami bertemu (orang-orang musyrik pada Perang Uhud)
mereka lari lintang pukang sehingga aku melihat wanita-wanita mereka
berlompatan di bukit itu sambil mengangkat kain betis mereka sehingga kelihatan
nyata gelang-gelang kaki mereka.” (HR Bukhari)[13]
9.
Si Cantik Tertawan
“Dan Allah mengalahkan mereka (maksudnya penduduk Khaibar) …
Seorang tawanan wanita yang sangat cantik jatuh ke tangan Dahyah.” (HR
Muslim)[14]
“Aku pernah ikut berperang di daerah Fazarah … Ketika mereka
melihat anak panah melesat ke arah mereka, mereka pun berhenti dan tidak jadi
mendaki. Mereka berhasil aku ringkus dan aku giring, termasuk diantaranya
seorang wanita dari Bani Fazarah yang mengenakan tutup kepala dari bahan kulit
yang sudah lusuh, berikut anak gadisnya yang merupakan gadis Arab paling
cantik.” (HR Muslim)[15]
10.
Si Wanita Putih
“Rasulullah SAW tidak menyalatkan (jenazah) Suhail, putera
si wanita putih kecuali di ruangan masjid. Al-Baidha adalah julukan untuk Da’ad
binti Jahdam.” (HR Muslim)[16]
11.
Calon Bidadari
Berkulit Hitam
“Ibnu Abbas berkata kepadaku: “Mahukah kamu aku beritahu
tentang seorang wanita yang menjadi calon ahli surga?” Aku menjawab: “Tentu
saja mahu.” Ibnu Abbas berkata: “Ini, si wanita hitam ini orangnya.” (HR
Bukhari dan Muslim)[17]
12.
Ibu yang Gemuk dan
Buta
“Ini ibunya az-Zubair. Dia pernah menceritakan bahwa
Rasulullah SAW memperbolehkannya (maksudnya melaksanakan haji mut’ah). Kerana
itu temuilah dia dan tanyakanlah masalah itu langsung kepadanya. Lalu kami
pergi menemuinya. Ternyata dia adalah seorang wanita yang sangat gemuk dan
buta.” (HR Muslim)[18]
13.
Karenah Anak-Anak
“Wanita yang kesebelas mengatakan: “Suamiku bernama Abu
Zara. Tahukah kamu siapa Abu Zara itu? Dialah yang memenuhi telingaku dengan
perhiasan dan menggemukkan lenganku. Puteri Abu Zara, tahukah kamu siapa puteri
Abu Zara itu? Dia adalah seorang anak yang sangat patuh kepada kedua orang
tuanya dan tubuhnya gempal …
Pada suatu hari Abu Zara keluar
dengan membawa bekal bejana terbuat dari kulit yang sudah diisi penuh dengan
susu. Dia bertemu dengan seorang wanita bersama dua anaknya, laksana dua ekor
harimau kumbang. Mereka mempermainkan buah delima dari bawah pinggang ibunya
tersebut (yang dimaksud dengan buah delima dalam hadis ini adalah payudara ibu
kedua anak tersebut).” (HR Bukhari dan Muslim)[19]
Kesimpulan
1.
Boleh Jika Wanita
Itu Tidak Dikenal atau Sifat Fizikal itu Boleh Dilihat Secara Langsung.
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya ke atas al-Hafizh Ibnu
Hajar yang berkata ketika menjelaskan hadis Ummu Zara ini: “Dalam hadis ini
terdapat dalil mengenai bolehnya menyebutkan masalah kecantikan wanita kepada
lelaki, apabila wanita itu tidak dikenal.
2.
Tidak Boleh
Mendedahkan Rahsia Di Balik Aurat Wanita Yang Dikenal.
Al-Hafizh Ibnu Hajar, berkata
lagi, “Yang tidak diperbolehkan adalah menyebutkan perihal wanita yang
bersangkutan di hadapan lelaki atau menyebutkan sesuatu tentang dirinya yang
tidak boleh dilihat dengan cara sengaja oleh lelaki.”[20]
Rujukan
1 Bukhari, Kitab: Jual-beli, Bab: Membeli budak dari orang
kafir yang harus diperangi, menghibahkan, dan memerdekakannya, jilid 5, hlm.
316. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan, Bab: Di antara keutamaan Ibrahim
‘Alaihis Salam, jilid 7, hlm. 98.
[2] Bukhari, Kitab: Adab, Bab: Bentuk syair, rajaz, dan
huda’ yang diperbolehkan, jilid 13, hlm. 162. Muslim, Kitab:
Keutamaan-keutamaan, Bab: Tentang kasih sayang Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallam terhadap istri-istrinya, jilid 7, hlm. 79.
[3] Bukhari, Kitab: Adab, Bab: Berkias (sindiran) itu lepas
dari kebohongan, jilid 13, hlm. 216. Muslim, Kitab: Tentang kasih sayang Nabi
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. terhadap istri-istrinya, jilid 7, hlm. 78.
hat buku Ibnu Badis, Kehidupan dan Jejaknya, jilid 2, hlm.
149 – 150.
[5] Muslim, Kitab: Thalak, Bab: Masalah ila’, menjauhkan dan
memberikan pilihan kepada istri, jilid 4, hlm. 193.
[6] Bukhari, Kitab: Nikah, Bab: Nasihat seorang bapak kepada
anak perempuannya karena keadaan suaminya, jilid 11, hlm. 191. Muslim, Kitab:
Thalak, Bab: Masalah ila’, menjauhi dan memberikan pilihan kepada istri, jilid
4, hlm. 193.
[7] Muslim, Kitab: Salam, Bab: Diperbolehkanya wanita keluar
rumah untuk menunaikan hajatnya, jilid 7, hlm. 6.
[8] Bukhari, Kitab: Wudhu, Bab: Keluarnya wanita untuk
membuang hajat besar, jilid 1, hlm. 259. Muslim, Kitab: Salam, Bab:
Diperbolehkannya wanita keluar rumah untuk menunaikan hajat-nya, jilid 7, hlm.
7.
Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat r.a., Bab:
Di antara keutamaan Abu Sufyan bin Harb, jilid 7, hlm. 171.
[10] Muslim, Kitab: Dua hari raya, jilid 3, hlm. 19.
[11] Bukhari, Kitab: Shalat, Bab: Menyapu masjid, jilid 2,
hlm. 99. Muslim, Kitab: Jenazah, Bab: Shalat di atas kubur, jilid 3, hlm. 56.
[12] Bukhari, Kitab: Jihad, Bab: Wanita ikut berperang dan
bertempur bersama kaum laki laki, jilid 6, hlm. 418. Muslim, Kitab: Jihad, Bab:
Wanita berperang bersama kaum laki-laki, jilid 5, hlm. 196.
[13] Bukhari, Kitab: Peperangan, Bab: Perang Uhud, jilid 8,
hlm. 353.
[14] Muslim, Kitab: Nikah, Bab: Keutamaan memerdekakan budak
perempuan kemudian mengawininya, jilid 4, hlm. 147.
[15] Muslim, Kitab: Jihad dan peperangan, Bab: Pemberian dan
menebus orang-orang Islam dengan tawanan, jilid 5, hlm. 150.
Muslim, Kitab: Jenazah, Bab: Menyalatkan jenazah di masjid,
jilid 3, hlm. 63.
[17] Bukhari, Kitab: Musibah sakit, Bab: Keutamaan orang
yang menemui ajalnya karena epilepsi, jilid 12, hlm. 218. Muslim, Kitab:
Kebajikan, hubungan kekeluargaan, dan etika, Bab: Pahala orang mukmin yang
terkena musibah, jilid 8, hlm. 16.
[18] Muslim, Kitab: Haji, Bab: Mengenai haji tamattu’, jilid
4, hlm. 55.
[19] Bukhari, Kitab: Nikah, Bab: Mempergauli keluarga dengan
baik, jilid 11, hlm. 176. Muslim, Kitab: Keutamaan-keutamaan para sahabat, Bab:
Mengenai hadits Ummu Zara’, jilid 7, hlm. 139.
[20] Fathul Bari, jilid 11, hlm. 186.
4 Comments
lama ustazah dn ustaz tak update laman sesawang ni :)
ReplyDeleteNampaknya ada yang menanti, memberi inspirasi kami update selalu:) Hajat doa.
ReplyDeleterindu nak tgok ustazah update selalu :)
ReplyDeletejazakhallahu khairan kathira ustazah :)
ReplyDelete